­
­

CATATAN HARI KETIGA STIGMA 5; GAGAL PAHAM PARA PESERTA MONOLOG


Lensa teater ― Nampaknya sampai pada hari ketiga, Kamis (05/04), para peserta STIGMA 5 masih mengalami gagal paham tentang konsep monolog dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk yang serupa yaitu monoplay dan one man show. Roci Marciano, salah satu juri Festival Monolog Mahasiswa Nasional (STIGMA) 5, membenarkan pernyataan tersebut.

Roci menjelaskan bahwa monolog sebenarnya telah berdiri dengan kesejarahannya sendiri yang berasal dari soliloqui. Monolog berasal dari bahasa Yunani, Mono dan Legein yang memiliki arti satu tokoh yang berbicara, berkabar berita kepada orang lain. Dalam monolog ada suatu interaksi antara pemain dengan penonton sebagai teman berkomunikasi. Boleh juga tidak. Kuncinya adalah satu aktor satu tokoh yang berkabar berita.

“Kemudian ketika ada aktor yang tidak ingin mengajak penonton sebagai teman komunikasi, ingin menghadirkan tokoh berikutnya. Diperankan juga. Tapi tidak melibatkan penonton. Itu disebut monoplay.” Terang Roci.

Ketika dua ini tadi [monolog dan monoplay] dipakai, lanjutnya, monolog dan monoplay, tetapi dengan kekuatan aktornya yang bisa dancing, singing dan sebagainya, diwujudkan dengan spektakuler, disebut One Man Show.

Bagi pria yang sehari-hari mengajar di STKW (Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta) ini, semuanya sajian dari peserta masih menampilkan Monoplay. “Keseluruhannya Monoplay, mulai dari awal. Itu disebut Monoplay.” Roci menegaskan.

“Tetep, tetep kita lanjutkan, ungkapnya. Karena pemahaman orang kan masih menganggap sebagai monolog. Ya kita nggak apa-apa. Jadi, di wilayah penjurian, ibarat mencari kesalahan, kita cari yang paling sedikit kesalahannya.” Lanjutnya.

Sampai hari ketiga STIGMA 5 terhitung sudah ada 12 peserta yang menyajikan karyanya. Empat diantaranya yang kebagian pentas di hari ketiga adalah Sanggar Bahana Antasari (UIN Antasari, Banjarmasin), Lentera BEMJ  Bahasa Inggris FBS (Univ. Negeri Makassar, Makassar), Teater SISI (UNMUH Medan, Sumatera Utara) dan Teater Orok Noceng (Univ. Udayana, Bali).

Jumat (06/04) besok adalah hari terakhir gelaran pentas STIGMA 5. Ada tiga peserta yang akan menyajikan karyanya antara lain, Teater Pelangi Indonesia (Univ. Negeri Malang), Diksi Teater (Univ. Pakuan, Bogor) dan Gelanggang Seni Sastra Teater dan Film (Univ. Padjadjaran, Sumedang).

Usai menyajikan karyanya, para peserta akan menerima workshop yang disampaikan oleh dewan juri pada hari selanjutnya, Sabtu (07/04). Workshop ini juga dibuka untuk umum, baik peserta maupun penonton dapat mengikuti kegiatan ini dengan mendaftarkan diri kepada panitia.


You Might Also Like

0 comments