­
­

PELANGI SENJA DAN SEBUAH UPAYA PENYADARAN


Lensa Teater - Bersiaplah dengan kesadaran penuh menikmati keagungan, keunikan dan kerumitan kisah cinta sejati yang begitu menginspirasi. Teater Kutub Universitas Brawijaya akan menyuguhkannya PELANGI SENJA ke tengah-tengah kita pada 18 Maret nanti. Pertunjukan yang dijadwalkan mulai pukul 18.30 di gedung Samantha Krida tersebut digelar dalam rangka peringatan ulang tahun Teater Kutub yang keenam sekaligus Hari Teater Sedunia.

Naskah yang ditulis dan disutradarai oleh Ekwan Wiratno dalam pertunjukan ini mengangkat kisah cinta yang menginspirasi lahirnya karya-karya besar seorang sastrawan itali, Dante Alighieri dengan Beatrice Portinari. Dante lahir dari keluarga kaya raya dan hidup sebagai perwira, politikus, filsuf, pujangga dan terkenal sebagai sastrawan era Renaissance dari Italia.

Kisah cintanya pada sang pujaan dimulai dari pandangan pertama saat Dante baru berusia sembilan tahun. Namun sejak itu, ia telah meyakini bahwa Beatrice, adalah cinta sejatinya. Kisah mereka berlanjut hingga mereka dewasa. Hingga tercipta karya-karya Dante dari kisah cintanya.

Tapi, bukan kisah cinta sejati jika berjalan dengan mulus-mulus saja. Kisah mereka diwarnai kerumutan satu sama lain yang pada akhirnya tak menyatukan mereka dalam ikatan suci.

Kali ini Teater Kutub akan mengemas petunjuknya dengan konsep Teater Epik yang digagas oleh Bertolt Brecht. Konsep pertunjukan teater yang dipengaruhi oleh gagasan-gagasan Mark tentang kesadaran kelas.

Teater Epik yang ditawarkan Brecht disebut-sebut sebagai antitesis dari konsep teater dramatik Aristoteles. Bagi Brecht, tujuan utama pertunjukan teater bukanlah menumbuhkan katarsis, tapi menyadarkan orang-orang yang terlibat di dalamnya (para pemeran dan penonton) tentang kondisi sosial masyarakat tempat mereka hidup yang dapat dan senantiasa berubah.

Kondisi yang terjadi dalam masyarakat bukanlah sesuatu yang alami, terberi begitu saja. Melainkan sebuah konstruksi secara sengaja dibentuk oleh (beberapa gelintir) manusia. Karena itu tatanan itu juga bisa berubah-ubah (dan diubah) atas dasar kesadaran manusia terhadapnya.

Brecht mengajak para pemain dan penontonnya untuk menyadari kondisi yang terjadi lewat pertunjukan-pertunjukan teaternya.

Jika demikian, maka pertunjukan ini layak untuk menggugah kesadaran kita atas kondisi yang terjadi di sekitar kita.

Segera dapatkan tiketnya dan rebut kesadaran kita!

You Might Also Like

0 comments