TAHUN INI FESOP TINGKAT SMP/SEDERAJAT PERTAMA KALI DIGELAR


Lensa Teater - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Blero Universitas Negeri Malang menggelar FESOP (Festival Operet) tingkat SMP dan SMA sederajat Se-Jawa Timur pada Selasa, 4 September 2018, di Gedung Sasana Budaya Universitas Negeri Malang.


Tahun ini adalah penyelenggaraan festival operet tingkat SMP/Sederajat untuk pertama kalinya. Sebelumnya FESOP hanya digelar untuk tingkat SMA/Sederajat. Kegiatan yang biasanya dihelat dua tahunan tersebut kali ini digelar tiga tahun sekali.

Alif, Ketua pelaksana FESOP 2018 menyatakan, ada 12 peserta yang terdiri dari 6 SMP dan 6 SMA di Jawa Timur yang mengikuti festival operet ini.

Tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk mewadahi kreatifitas siswa dalam seni peran khususnya teater.  "Acara ini merupakan acara kesenian operet yang ditujukan untuk siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler teater,” ujar Alif.

Pelajar yang mengikuti festival operet ini sangat antusias mengikutinya karena mereka memiliki hobi bermain teater. “Sangat senang bermain teater jadi pas tau ada lomba sangat senang dan ingin mendapatkan piagam karena punya mimpi juga untuk melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Malang,” ujar Karunia salah satu peserta dari SMA 1 Lawang.

Penyelenggaran kegiatan ini bukan tanpa kendala. Publikasi kegiatan ini menjadi kendala yang paling dirasakan oleh panitia penyelenggara. Disamping publikasi yang kurang optimal juga bersamaan dengan kegiatan masing-masing sekolah menjadikan banyak sekolah yang tidak bisa mengikuti kegiatan ini. Hal ini pula yang menyebabkan panitia memangkas waktu penyelenggaraan kegiatan yang semula dijadwalkan dua hari menjadi hanya satu hari.

Pada puncak kegiatan panitia mengumumkan sekaligus menyerahkan hadiah kepada para pemenang. Di tingkat SMP/Sederajat gelar Penyaji Terbaik diraih oleh SMPN 2 Sukodono Sidoarjo sekaligus memboyong tiga kategori lain. Sedang di tingkat SMA/Sederajat gelar Penyaji Terbaik diraih oleh SMAN 1 Malang berikut empat kategori lain.


Dhohir “Sindu” Herlianto, salah satu juri dalam festival ini,  menyempaikan catatan penting bagi para peserta yaitu adanya jurang kualitas yang begitu jauh antara pertunjukan yang disajikan oleh peserta dari tingkat SMP dengan SMA. “Secara kualitas pertunjukan, sajian yang diberikan oleh adek-adek di tingkat SMP tadi lebih bagus dari yang disajiikan oleh adek-adek tingkat SMA. Baik dari segi naskah maupun pertunjukannya di atas panggung.” Tuturnya.

Selain itu, kualitas recording juga menjadi catatan penting bagi peserta. Kehatia-hatian dalam proses recording harus benar-benar diperhatikan agar kualitas audio yang dihasilkan dapat menyampaikan emosionalitas pertunjukan. Sebaik apapun permainan aktor di atas panggung akan rusak bila hasil audio yang disajikan tidak mengemban emosionalitas pertunjukan. Karena poin penting dalam pertunjukan operet adalah emosionalitas audio yang disajikan.

Liputan ini dikerjakan oleh Lensa Teater bersama Teman Kolaborasi dari Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Gajayana Malang. Selama beberapa bulan kedepan mereka akan menjadi Teman Kolaborasi Lensa Teater.

You Might Also Like

2 comments

  1. Salam hangat, sehangat berbincang di kedai kopi. Semoga banyak hal bermanfaat bisa hadir untuk dibagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam. Aamiin. Terimakasih banyak. Semoga bisa saling berbagi.

      Delete