SWAJIWANITA; Spirit Perjuangan serta Romansa Hamid Rusdi & Siti Fatimah dalam Pertunjukan Kolaborasi Tari, Teater, Bahasa Walikan
- 7:50:00 PM
- By Lensa Teater
- 0 Comments
Lensa Teater - Dalam nuansa
peringatan Hari Jadi Kota Malang ke -104 dan sebagai wujud penguatan
komunikasi jejaring antar komunitas seniman muda di Kota Malang, Lingkung Seni
Limau Ranum Kota Malang menjadi Event Organizer pertunjukan Kolaborasi Tari,
Teater, Bahasa Walikan berjudul “SWAJIWANITA”. Pertunjukan dilaksanakan pada
Sabtu, 5 Mei 2018 pukul 18.00 di Gedung Kesenian Gajayana Jalan Nusakambangan
19 Kota Malang. Pemprakarsa pertunjukan adalah Eka Wijayanti, Penerima Bantuan
Fasilitasi Kegiatan Kesenian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun
2018. Kegiatan ini juga didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Unilever
Indonesia, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.
Pertunjukan ini
merupakan sebuah apresiasi dari segenap pendukung sebagai bentuk kecintaan
terhadap Bumi Malangkucecwara. Pemilihan cerita terinspirasi dari semangat
perjuangan dan kisah romansa pasangan Hamid Rusdi-Siti Fatimah. Meskipun latar
cerita terjadi pada masa perjuangan, namun dalam penyajiannya, karya ini dikemas
dalam bentuk yang kekinian.
Pertunjukan
tunggal ini, memiliki durasi sekitar 90 menit. Sutradara Eka Wijayanti,
menyampaikan bahwa pertunjukan ini merupakan perspektif spirit heroik dan
romansa dari kisah Hamid Rusdi-Siti Fatimah. Tak sekedar menampilkan bentuk
seni secara estetis, namun pertunjukan ini juga berupaya menyajikan semangat
perjuangan dari sisi yang berbeda. Eka mencoba menyelami spirit perjuangan dari
sisi feminis tentang bagaimana menyikapi perjuangan dengan lebih dalam, tak
sekedar baku tembak atau saling menghajar. Keunikan lain dari pertunjukan ini
adalah adanya upaya untuk melibatkan kecerdasan penonton dalam menangkap
sentuhan dialog bahasa walikan sebagai identitas khas Malangan.
Eka Wijayanti
adalah pegiat seni yang memiliki pengalaman berkarya selama 13 tahun dengan
berbagai karya tari dan teater. Terakhir ia menjadi satu dari 25 peserta dari seluruh Indonesia yang lolos
dalam kegiatan Workshop Ruang Kreatif Seni Pertunjukan Bakti Budaya Djarum
Foundation, Desember 2017 di Jakarta. Dalam Workshop ini, Eka berkesempatan
menimba ilmu seni pertunjukan bersama Garin Nugroho, Nano Riantiarno, Happy
Salma, Eko Supriyanto, Iswadi Pratama, dan lain-lain. Dalam workshop itulah Eka
memulai tahap kreatif dengan mengusung seni pertunjukan Bahasa Walikan sebagai
wujud pelestarian kekayaan kearifan lokal kota Malang.
Pertunjukan ini
juga mengusung tari kontemporer sebagai salah satu unsur pendukungnya,
Sandhidea selaku koreografer mengungkapkan bahwa konsep koreografi pada
pertunjukan ini mencoba merespon peristiwa heroik dan romansa yang terdapat dalam
kisah Hamid Rusdi dan Siti Fatimah. Respon peristiwa tersebut diwujudkan
melalui eksplorasi teknik gerak kontemporer yang berbasis pada ragam gerak
tradisi.
Sandhidea
sendiri merupakan seorang koreografer asli Malang yang sudah memiliki
pengalaman di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Jerman, Thailand, Jepang
dan lain lain. Ia juga tergabung dalam kelompok seni Leine Roebana di Belanda.
Meskipun demikian, ia tetap aktif menciptakan koreografi di tanah asalnya,
Terakhir, ia menggarap karya tari “AnoHuman” yang disajikan dalam acara Fashion
Fusion Mbatik dan Music Festival di Malang.
Musik untuk
karya ini digarap oleh Komposer Muda, Noerman Rizky Alfarozy. Konsep musik yang
digarap mengacu pada kebutuhan naskah, salah satunya adalah lagu Osob Kiwalan
dengan lirik bahasa Malangan yang mengobarkan spirit berjuang dan kecerdasan
strategi arek Malang dalam melawan penjajah. Noerman merupakan personil grup
Djomblo Ensemble yang aktif berkarya di Malang. Karya-karyanya juga telah
merambah luar daerah seperti Yogyakarta dan Solo. Terakhir ia bersama Djomblo
Ensemble didapuk sebagai guest performerpada event Yogyakarta Gamelan Festival
2017.
Selain teater,
tari dan musik, Eka Wijayanti juga melibatkan disiplin seni yang lain seperti
Seni Rupa dalam sentuhan penataan artistik yang digarap oleh Zhuhkhriyan
Zakaria (Jack Kalbisk), serta Seni Multimedia yang digarap oleh Momu. Kolaborasi ini bertujuan agar penyampaian
esensi karya ini dapat lebih mudah diterima, dipahami, dan kemudian direnungkan
sebagai refleksi kehidupan para pelaku dan penikmat Swajiwanita.
Untuk mendukung
sumber cerita dari petunjukan ini, tim kreatif menghimpun data dari buku
biografi Hamid Rusdi berserta beberapa catatan sejarah yang tercantum dalam
buku Malang Tempo Dulu, dan juga beberapa informasi dari sumber internet.
Pertunjukan ini
diharapkan dapat memberi warna bagi iklim seni pertunjukan di Kota Malang.
Sehingga seni dapat dinikmati oleh semua kalangan, namun tetap memiliki nilai
estetis dan menghadirkan nuansa baru bagi pengalaman penonton dalam menyaksikan
pertunjukan kolaborasi.
Untuk informasi
lebih lanjut, dapat menghubungi : Mukhlis Riza via WA 0856 4659 8443 dan
mengunjungi instragram @limau_ranum.
Malang, 23 April
2018
0 comments