FOXXI; TEATER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTEGRAL DI SEKOLAH
- 4:54:00 PM
- By Lensa Teater
- 0 Comments
Lensa Teater - FOXXI (Festival Opera XXI) adalah sebuah ajang apresiasi seni yang digelar oleh Brawijaya Smart School di gedung UB TV pada Sabtu (21/04/18) kemarin. Kegiatan ini memang hanya diperuntukkan bagi siswa-siswi kelas X dan XI sekolah itu. Tetapi konsep yang mereka tawarkan patut untuk diapresiasi dan diterapkan di lain sekolah.
Dalam festival ini penyelenggaraan kegiatan sepenuhnya di tangan bapak-ibu guru sebagai panitia. Sementara semua siswa-siswi kelas X dan XI menjadi peserta dalam ajang ini. Termasuk anak-anak OSIS juga menjadi bagian dari siswa-siswi yang wajib menyajikan pertunjukan mereka. Tiap kelas masing-masing berdiri sebagai satu kelompok penyaji. Dari setiap kelas tersebut, semua siswa-siswi wajib tampil di atas panggung, kecuali satu orang sebagai sutradara.
Andrean Fahreza, pelatih ekstrakurikular teater sekaligus menjabat sebagai Waka Kesiswaan SMA BSS, menjelaskan bahwa sejak masa orientasi siswa, program kegiatan ini telah diperkenalkan pada siswa-siswi baru mereka.
Kegiatan ini juga menyelaraskan beberapa mata pelajaran, antara lain Bahasa Indonesia yang mengambil fokus pada materi penulisan naskah drama dan puisi serta lirik lagu. Seni Budaya pada materi seni rupa berkaitan dengan tata artistik pentas, seni musik, vocal dan gerak. Sementara pelajaran Sejarah difokuskan pada materi kesejarahan dan tokoh-tokoh pahlawan tanah air yang akan mereka pilih sebagai cerita yang akan dipentaskan. Keseluruhan kompetensi tersebut digarap selama kurang lebih 8 bulan dan disajikan dalam satu pertunjukan utuh.
"Memang sekolah harus memfasilitasi karena itu tuntutan kita," kata Mas Andre, “Supaya anak-anak masih mengingat kesejarahan, seni dan budaya mereka. Jadi kompleks sebenarnya. Tujuannya memang mengarah ke pembelajaran supaya anak-anak cinta terhadap budaya mereka. Karena kita lihat sekarang sudah pada kebarat-baratan." Lanjutnya.
Ketika jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut diumumkan, tiket yang disediakan oleh panitia ludes diborong oleh orangtua siswa. Sehingga panitia harus menyediakan tambahan seratus kursi penonton. Kehadiran orang tua dalam menyaksikan pertunjukan tersebut mampu menjadi jembatan apresiasi terhadap teater dan prestasi anak-anak mereka. Kebahagiaan usai pentas itu tak hanya saya saksikan dari siswa-siswi itu saja, melainkan semua yang hadir menyaksikan juga turut berbagi kebahagiaan.
Selain itu, keputusan panitia untuk mengundang kepala sekolah swasta se-malang beserta satu-dua anak didiknya merupakan pilihan yang tepat untuk mempresentasikan konsep mereka. Bahwa kegiatan belajar dan pembelajaran siswa-siswi mereka bisa lebih efektif dilakukan dengan konsep ini. Bahkan integrasi interdisiplin keilmuan dalam satu proses penggarapan sebuah pertunjukan pun bisa dilakukan.
"Bisa dapat pelajaran kalau ternyata calon arang itu seperti ini kisahnya, jadi tahu sejarahnya. Mungkin nanti nilainya jadi bagus pas pelajaran sejarah Kediri. Karena emang bener-bener tahu sejarahnya." Tutur Hasunah, salah satu siswi peraih gelar Aktris Terbaik.
Selain dapat menyerap materi pelajaran yang diajarakan di sekolah, dalam proses penggarapan tersebut siswa-siswi itu juga belajar nilai-nilai hidup keseharian, nilai sosial, emosional, dan budi pekerti. Pengalaman itu pula yang dirasakan Hasunah. "Belajar kebersamaan, belajar sedih, seneng, itu bareng-bareng. Bener-bener disitu kerasa kalau ternyata kelas kita itu kompak. Bisa mengkondisikan semua anak itu susah, dan itu bisa dilakukan dengan FOXXI ini." Ungkapnya.
Melihat anak-anak itu memerankan tokoh Soekarno, Cokroaminoto, Kartini, Raden Said atau Calon Arang jelas membuat kita merasa lega. Ditengah kecamuk tahun politik yang memuakkan ini, anak-anak itu justru mengakrabi teladan-teladan yang baik. Berpadu nyanyian dan tarian yang mereka sajikan dengan harmonis tentu saja membuat kita bahagia dan layak bersikap optimis. Bahwa masih ada dan akan terus berlipat ganda tunas-tunas kecil kreativitas yang tumbuh dan terus dipupuk dalam generasi kita.
HB
0 comments